Makalah
Terjemahan Syaikh Adnan al-Afyuni (Mufti Syafi’iyyah Damasykus Syiria) dalam
Konferensi Thariqah)
ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ
Para
peserta konferensi yang saya hormati, hal pertama yang ingin saya sampaikan
adalah ucapan selamat atas pelaksanaan Haflah Maulidur-Rasul Sayyiduna Muhammad
SAW, insan paling mulia, kekasih Allah, penutup pada Nabi, pemimpin para Rasul
yang diutus sebagai rahmat bagi sekalian alam.
Saya
sampaikan ucapan terima kasih kepada segenap pelaksana acara konferensi ini, yang
pelaksanaannya sangat tepat pada saat sekarang ini, di mana di berbagai negara
pada umumnya dan di wilayah timur tengah pada khususnya terjadi berbagai anomali-anomali.
Tema yang diangkat dalam konferensi ini
juga sangat penting karena membahas tentang negara, tentang entitas yang
mempunyai nilai yang sangat tinggi bagi individu dan umat.
Hadirin
yang terhormat.
Ketika
seseorang negaranya porak poranda, mengalami kehancuran, menjadi rebutan kuasa-kuasa
asing hingga menjadi medan perang yang sengit, dan tidak ada yang tersisa, maka
ia akan mengetahui seberapa pentingnya nilai sebuah negara.
Di
saat seseorang tanah airnya berwarna merah berlumuran darah, seluruh penjuru
negara menjadi sarang burung gagak kematian dan kehancuran, maka ia akan
mengetahui betapa pentingnya nilai sebuah negara.
Tatkala
seseorang melihat saudara-saudara sebangsanya berlarian tercerai berai di
berbagai belahan dunia, mencari-cari makanan dengan penuh kehinaan, tidur
beralaskan ketidakberdayaan dan sehari-hari mengunyah kepahitan serta menahan
kesabaran, maka ia akan memahami dan menyadari bagaimana nilai pentingnya
sebuah negara.
Di
saat seseorang sudah tidak dapat lagi mendengarkan tawa ceria anak-anak dan
kicauan indah burung-burung di negaranya. Yang ia dengar hanya suara desingan
tank dan peluru, maka ia akan memahami dengan baik bagaimana nilai sebuah
negara.
Dan
tatkala seseorang sudah kehilangan asa dan harap, hampa kehilangan semangat
cita masa depan, dan lenyap segala kebahagiaan, maka ia akan memahami dengan
penuh keinsafan bagaimana pentingnya sebuah negara.
Saat
kita mengamati fenomena aktual beberapa negara di belahan dunia mengalami
kehancuran, terbengkalai dengan sia-sia, dijarah, dan dipecah belah, maka kita
akan memahami bagaimana pentingnya membahas tema bela negara.
Dengan
melihat realita yang menyedihkan itu pula kita akan menyadari bahwa bela
negara, menjaganya dan memeliharanya merupakan sebuah kewajiban. Penyimpulan
bahwa bela negara adalah kewajiban di dasarkan kepada nalar kebutuhan
(al-dharurah) dan nalar kemaslahatan (al-mashlahah). Bahkan bela negara
merupakan kewajiban yang diperintahkan agama dan ditetapkan oleh syariah, sebab
cinta negara adalah sebagian dari iman (hubbul-wathon minal-iman).
Rasulullah
saw. telah mengajarkan kepada kita untuk mencintai negara. Saat beliau akan
hijrah ke Madinah beliau berdiri menghadap Makkah, menatapnya dan berkata
kepadanya –seakan2 kota Makkah merasakan dan mendengar ucapan perpisahan Nabi
ini-
)) ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺇﻧﻚ ﻷﺣﺐ ﺑﻼﺩ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻟﻲَّ ، ﻭﻟﻮﻻ ﺃﻥ ﺃﻫﻠﻚ ﺃﺧﺮﺟﻮﻧﻲ ﻣﻨﻚ ﻟﻤﺎ ﺧﺮﺟﺖ ((
"Demi
Allah, sesungguhnya engkau adalah bumi Allah yang paling aku cintai. Sungguh,
kalaulah seandainya wargamu tidak mengusirku, tentu aku tidak akan keluar
meninggalkanmu.”
Makkah
adalah bumi yang paling beliau cintai karena Makkah adalah tanah air beliau.
Ketika
Nabi sudah hijrah di Madinah, dan Madinah menjadi negaranya beliau mengungkapan
rasa cintanya secara eksplisit. Suatu hari beliau berbicara menghadap salah
satu gunung di Madinah, yaitu gunung Uhud,
" ﺃﺣﺪٌ
ﺟﺒﻞٌ ﻳﺤﺒﻨﺎ ﻭﻧﺤﺒﻪ "
"Gunung
Uhud adalah gunung yang mencintai kami dan kami mencintainya.”
Nabi
juga selalu melindungi negaranya Madinah dari segala hal yang mengganggu,
mengancam keamanan dan stabilitasnya, mengganggu kenyamanan, kebahagiaan dan
kesejahteraan warganya. Nabi menetapkan Madinah sebagai area suci yang aman
(haraman aaminan) : Tiap individu dilindungi, haknya tidak dilanggar dan tidak
diperlakukan buruk. Orang-orang yang menjadi kewajiban umat Islam untuk
melindunginya (dzimmah) hak-haknya dipenuhi, dan warga lain yg bersepakat untuk
hidup bersama dan berdampingan secara damai (mu’ahad dan musta`man ) hak-haknya
juga tidak dibelenggu. Di negara tersebut, tidak ada upaya konspirasi untuk
memperlakukan warganya secara buruk.
Imam
Muslim dalam kitab al-Sahih Bab Hurmatul Madinah (Kemuliaan Madinah) meriwayatkan
bahwa Rasulullah saw. pernah berdoa,
" ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺇﻥ
ﺍﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺣﺮﻡ ﻣﻜﺔ ﻓﺠﻌﻠﻬﺎ ﺣﺮﻣﺎً ﻭﺇﻧﻲ ﺣﺮﻣﺖ ﺍﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﺣﺮﺍﻣﺎً ﻣﺎ ﺑﻴﻦ ﻣَﺄْﺯِﻣَﻴْﻬَﺎ (
ﺟﺒﻠﻴﻬﺎ ) ﺃﻥ ﻻ ﻳﻬﺮﺍﻕ ﻓﻴﻬﺎ ﺩﻡ ﻭﻻ ﻳﺤﻤﻞ ﻓﻴﻬﺎ ﺳﻼﺡ ﻟﻘﺘﺎﻝ ﻭﻻ ﺗُﺨْﺒَﻂَ ﻓﻴﻬﺎ ﺷﺠﺮﺓ ﺇﻻ
ﻟﻌﻠﻒ، ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺑﺎﺭﻙ ﻓﻲ ﻣﺪﻳﻨﺘﻨﺎ "...
"Ya
Allah sesungguhnya Ibrahim telah menjadikan Makkah sebagai bumi yg mulia, dan
sungguh saya menjadikan Madinah sebagai bumi yg mulia, yaitu daerah yg ada di
antara dua gunung. Di sana darah tidak boleh ditumpahkan, senjata perang tidak
boleh diangkat, pepohonan tidak boleh dirontokkan daun-daunnya kecuali untuk
keperluan makanan ternak. Ya Allah anugerahkanlah keberkahan bagi Madinah
kami...” Imam al-Bukhari juga meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda,
ﺍﻟﻤَﺪِﻳﻨَﺔُ ﺣَﺮَﻡٌ، ﻣَﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﻋَﺎﺋِﺮٍ ﺇِﻟَﻰ
ﻛَﺬَﺍ، ﻣَﻦْ ﺃَﺣْﺪَﺙَ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺣَﺪَﺛًﺎ، ﺃَﻭْ ﺁﻭَﻯ ﻣُﺤْﺪِﺛًﺎ، ﻓَﻌَﻠَﻴْﻪِ ﻟَﻌْﻨَﺔُ
ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟﻤَﻼَﺋِﻜَﺔِ ﻭَﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺃَﺟْﻤَﻌِﻴﻦَ، ﻻَ ﻳُﻘْﺒَﻞُ ﻣِﻨْﻪُ ﺻَﺮْﻑٌ ﻭَﻻَ ﻋَﺪْﻝٌ،
ﻭَﻗَﺎﻝَ : ﺫِﻣَّﺔُ ﺍﻟﻤُﺴْﻠِﻤِﻴﻦَ ﻭَﺍﺣِﺪَﺓٌ، ﻓَﻤَﻦْ ﺃَﺧْﻔَﺮَ ﻣُﺴْﻠِﻤًﺎ ﻓَﻌَﻠَﻴْﻪِ
ﻟَﻌْﻨَﺔُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟﻤَﻼَﺋِﻜَﺔِ ﻭَﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺃَﺟْﻤَﻌِﻴﻦَ، ﻻَ ﻳُﻘْﺒَﻞُ ﻣِﻨْﻪُ
ﺻَﺮْﻑٌ، ﻭَﻻَ ﻋَﺪْﻝٌ، ﻭَﻣَﻦْ ﺗَﻮَﻟَّﻰ ﻗَﻮْﻣًﺎ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﺇِﺫْﻥِ ﻣَﻮَﺍﻟِﻴﻪِ،
ﻓَﻌَﻠَﻴْﻪِ ﻟَﻌْﻨَﺔُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟﻤَﻼَﺋِﻜَﺔِ ﻭَﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺃَﺟْﻤَﻌِﻴﻦَ، ﻻَ ﻳُﻘْﺒَﻞُ
ﻣِﻨْﻪُ ﺻَﺮْﻑٌ، ﻭَﻻَ ﻋَﺪْﻝٌ "
"Madinah
adalah tanah haram (tanah mulia), dengan batas antara bukit ‘A`ir sampai bukit
itu. Siapa yg berbuat kejahatan (kekacauan) di sana atau melindungi pelaku
kejahatan (kekacauan), maka dia akan mendapat laknat Allah, para Malaikat, dan
seluruh manusia, serta tidak diterima amal sunah maupun amal wajibnya [1] .
Jaminan
perlindungan yang diberikan oleh siapapun dari umat Islam (untuk non-muslim)
adalah sama (harus dihormati dan dilindungi). Barangsiapa merusak/menerjang
janji kesepakatan yang sudah ditetapkan oleh seorang Muslim tersebut maka dia
akan mendapat laknat Allah, para Malaikat, dan seluruh manusia, serta tidak
diterima amal sunah maupun amal wajibnya. Hamba sahaya yg mendaku (dan
mengabdi) sebagai hamba sahaya dari tuan tertentu, tanpa izin dari tuannya yg
asli, maka dia akan mendapat laknat Allah, para Malaikat, dan seluruh manusia,
serta tidak diterima amal sunah maupun amal wajibnya. ”
Imam Muslim mencatat sebuah hadis
yg diriwayatkan melalui sahabat Sa’d bin Abi Waqqash r.a., yang menyampaikan
bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad saw., bersabda,
" ﻣﻦ ﺃﺭﺍﺩ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﺑﺴﻮﺀ – ﺃﺫﺍﺑﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﺎﺭ
ﺫﻭﺏ ﺍﻟﺮﺻﺎﺹ ﺃﻭ ﺫﻭﺏ ﺍﻟﻤﻠﺢ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺎﺀ . ”
“Barangsiapa mempunyai keinginan buruk terhadap penduduk Madinah, maka Allah akan
menghancurkan dia di dalam Neraka seperti leburnya timah atau seperti larutnya garam di dalam air.”
Imam Ahmad
bin Hanbal dalam kitab al-Musnad juga meriwayatkan dari sahabat al-Sa`ib bin
Khallad r.a., yg menceritakan bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. pernah
bersabda,
" ﻣﻦ ﺃﺧﺎﻑ
ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﻇﺎﻟﻤﺎً ﺃﺧﺎﻓﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻛﺎﻧﺖ ﻋﻠﻴﻪ ﻟﻌﻨﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﻭﺍﻟﻨﺎﺱ ﺃﺟﻤﻌﻴﻦ ﻻ
ﻳﻘﺒﻞ ﻣﻨﻪ ﻋﺪﻝ ﻭﻻ ﺻﺮﻑ "
"Barangsiapa
secara zhalim menakut2i penduduk Madinah, pasti Allah akan membuatnya ketakutan
dan ia akan mendapatkan laknat Allah, para Malaikat, dan seluruh manusia, serta
tidak diterima amal sunah maupun amal wajibnya.”
Keterangan
panjang ini, merupakan paparan mengenai bagaimana Nabi Muhammad saw.
menjelaskan konsep relasi dengan negara dan tanah air, bagaimana mencintainya,
menjaganya, membelanya dan juga melindungi warganya.
Namun
yang perlu diperhatikan adalah bahwa konsep bela negara, bukan hanya sebatas
berbentuk melawan serangan musuh, menjaga batas teritorial, mewujudkan keamanan
dan keselamatan seluruh warga negara saja. Konsep bela negara lebih luas dari
itu. Ia meliputi hal-hal berikut ini:
1.
Mempunyai semangat tinggi untuk memajukan, memakmurkan negara, mengupayakan
ketercukupan dan kemandirian dalam berbagai bidang kehidupan sehingga negara
tidak mengalami ketergantungan dengan pihak lain.
2.
Mempunyai semangat tinggi untuk memperkuat solidaritas dan soliditas di antara
komponen bangsa dalam menghadapi kesulitan, tantangan dan ujian yang dihadapi
bangsa, seakan-akan semuanya adalah satu kesatuan tubuh yang tak terpisahkan.
Selain itu juga menyebarkan budaya persaudaraan yang penuh cinta kasih di
antara seluruh warganya.
3.
Bela negara juga dengan cara melindungi warganya dari berbagai model pemikiran
dan faham yang menyebabkan timbulnya perpecahan, disintegrasi, pengkafiran dan
pelanggaran terhadap hak hidup manusia. Pemikiran dan faham melenceng mendorong aktifitas pembunuhan, penumpahan
darah, perampasan harta dan merendahkan harkat kehormatan manusia yg disebabkan
pemahaman yang salah atas agama dan pentakwilan distortif atas teks-teks
keagamaan tidak kalah bahayanya dibanding dengan tentara imperialis-penjajah
asing yang merebut tanah air kita. Dua-duanya menyebabkan negara menjadi
hancur, warga negara menjadi terinjak-injak martabatnya, dan nilai-nilai mulia
serta ajaran agama dihina dan direndahkan.
4.
Bentuk bela negara juga adalah dengan cara berkomitmen tinggi untuk menjauhkan
bangsa dan negara dari ancaman perang saudara, disintegrasi, kekacauan dan
kesulitan-kesulitan yang penyebabnya sebenarnya hanyalah kepentingan dan hawa
nafsu pribadi dan kelompok.
5.
Bela negara juga dengan cara melindungi negara dari ancaman kemiskinan,
ketidakberdayaan dan ketergantungan terhadap pihak lain. Caranya adalah dengan
mengelola dan memanfaatkan secara optimal kapasitas sumber daya alam dan energi
yg dimiliki, serta membangun kemandirian dalam berbagai bidang sehingga tidak
mengalami ketergantungan dengan pihak lain.
Hadirin
yang saya hormati
Terdapat
satu pertanyaan yang membingungkan. Mengapa negara Barat mampu berkembang dan
maju, menghasilkan banyak produk dan mengekspornya. Sedangkan kita dalam hal
tersebut berada di bawah mereka? Apa yang mereka miliki sedangkan kita tidak
memilikinya?
Aset
sumber daya alam milik kita jauh lebih melimpah dibanding yang mereka miliki.
Kita juga memiliki sumber daya manusia yang mumpuni dan kreatif. Kita mempunyai
akal, kemampuan dan kecerdasan sebagaimana yang mereka punya. Selain itu, kita
mempunyai ajaran syari’ah yang agung yang memberitahu kepada kita akan urgensi
ilmu pengetahuan dan pentingnya melaksanakan ilmu tersebut. Syariah kita juga
mengajarkan betapa tingginya nilai dan derajat orang yang memberi dan
bermanfaat bagi orang lain baik bagi sesama umat Islam atau bagi seluruh umat
manusia.
Allah
swt. berfirman,
ﻭَﻗُﻞِ ﺍﻋْﻤَﻠُﻮﺍ ﻓَﺴَﻴَﺮَﻯ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻤَﻠَﻜُﻢْ
ﻭَﺭَﺳُﻮﻟُﻪُ ﻭَﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﻭَﺳَﺘُﺮَﺩُّﻭﻥَ ﺇِﻟَﻰٰ ﻋَﺎﻟِﻢِ ﺍﻟْﻐَﻴْﺐِ ﻭَﺍﻟﺸَّﻬَﺎﺩَﺓِ
ﻓَﻴُﻨَﺒِّﺌُﻜُﻢْ ﺑِﻤَﺎ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﺗَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ
"Dan
katakanlah: "Berkaryalah kalian, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mu'min akan melihat karya kalian itu, dan kalian akan dikembalikan kepada
(Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya
kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan". (al-Taubah: 105)
Sehingga,
yang menjadi PR bagi kita adalah kita harus belajar, bersungguh-sungguh,
bercocok tanam, menciptakan produk, mengoptimalkan kualitas hasil karya dan
tulus-ikhlas supaya negara kita menjadi negara yg besar.
Untuk
hal itu tentunya diperlukan kerjasama di antara semua tenaga, kekuatan dan
potensi yang ada dalam masyarakat dan negara.
Untuk
mencapai tujuan besar dan mulia itu, syarat-syarat berikut ini harus ada,
(1)
Tersebarnya dan kokohnya budaya tanggung jawab terhadap negara dan seluruh
bangsa pada diri setiap individu. Setiap individu anak bangsa di manapun, dalam
kapasitas apapun dan bertugas sebagai apapun harus menumbuhkan perasaan bahwa
dia bertanggungjawab terhadap negara dan seluruh bangsanya. Pengokohan budaya
seperti ini menjadi kewajiban ulama, para da’i, para pendidik dan semua lembaga
pendidikan untuk menyebarkannya dan memperkuatkannya.
(2)
Kemudian memberi kesempatan, mendorong dan memotivasi semua komponen kekuatan
dan potensi bangsa untuk menunjukkan kapasitas dirinya dan melaksanakan fungsi
serta tugasnya.
(3)
Hal penting selain itu adalah upaya bersama dari semua komponen bangsa untuk
melindungi negara dari hal-hal yang menyebabkan timbulnya kekacauan (chaos),
mengganggu keamanan dan stabilitas, yang mengakibatkan negara terjerumus kepada
potensi-potensi konflik yang disebabkan alasan apapun dan tujuan apapun.
Selain itu semua komponen bangsa harus menjauhi sikap mengikuti secara membabi buta untuk melaksanakan agenda dan kepentingan-kepentingan asing yang merugikan negara. Jika tindakan negatif ini dilakukan maka kita akan rugi di dunia dan akhirat.
Semoga
Allah swt. membimbing kalian semua untuk melakukan langkah-langkah
praktis-strategis yang menghantar kepada terwujudnya tujuan dan target-target
dari konferensi yang sangat penting yang kalian selenggarakan ini.
ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻭﻟﻲُّ ﺍﻟﺘﻮﻓﻴﻖ
ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ .
ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ .
(1] Sebagian ulama ada yang mengartikan Sharf dan ‘Adl dengan pengganti dan tebusan