Rabu, 29 Oktober 2014

Qaraar Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama


Bismillahirrahmanirrahim                                               
1.         RAPAT Syuriah PBNU tanggal 16 Mei 2004, di Rembang, Jawa Tengah, setelah mcngamati perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara akhir-akhir ini, khususnya dalam rangka pemilihan presiden/wakil presiden 2004, dan mendengarkan amanat rais aam serta pendapat-pendapat para anggota syuriyah, maka berdasarkan Khittah NU sebagai jam'iyah Diniyah-Ijtima'iyah dan ketentuan dalam ART-NU Bab XVII pasal 46 dan Bab XVII pasal XVIII, perlu menegaskan beberapa hal sebagai berikut
2.         Memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT bahwa berbagai komponen bangsa yang berpikir demi kebaikan bangsa dan negara ternyata tetap dan terus memperhitungkan NU dalam proses perjuangan dan pembangunan bangsa. Hal ini antara lain terbukti dengan diajaknya tokoh-tokoh NU oleh partai-partai politik yang ingin memimpin negeri ini untuk mendampingi calon-calon  presiden mereka; di samping tokoh NU yang oleh partainya dicalonkan sebagai presiden. Banyaknya tokoh NU yang terlibat dalam pencalonan presiden dan wakil presiden hendaklah dipandang sebagai rahmat Allah yang perlu disyukuri dan tidak justru membuat bingung. Sebab hal ini terutama merupakan suatu pendidikan politik bagi warga NU di dalam menggunakan haknya dan dalam menentukan pilihannya sesuai nurani masing-masing.
3.         Syuriyah PBNU memandang dengan husnuzhzhan bahwa semua kandidat capres¬/cawapres memiliki itikad baik dan kemampuan untuk memimpin dan membawa negeri ini menuju kehidupan yang lebih baik, maju dan bermartabat. Karena itu Syuriyah PBNU mendukung mereka semua untuk berkompetisi dengan sehat, berakhlak dan dengan niat tulus karena Allah dan demi rakyat.
4.         Dalam kaitan itu Syuriyah PBNU mengingatkan kepada semua pihak, khususnya para kandidat dan para pendukung masing-masing, bahwa semua kandidat yang kini bersaing adalah sama-sama warga negara Indonesia yang berkeinginan untuk memperbaiki bangsa dan negaranya. Karena itu, dalam rangka kampanye, para kandidat dan pendukung-pendukungnya hendaknva menggunakan cara-cara yang terhormat dan sportif, selalu berlandaskan kepada nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa; Kemanusiaan yang adil dan beradab; Persatuan Indonesia; Kerakyatan yang dipimpin aleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan; dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hendaklah, di dalam kampanye, masing-masing kandidat dan pendukungnya tidak menggunakan cara-cara yang tidak terpuji seperti misalnya menyebarkan fitnah dan menjelek-jelekkan pihak lain sesama kandidat.
5.         Syuriyah PBNU, sesuai Rapat PBNU tanggal 21 April 2004, menghargai hak warganya, termasuk tokoh-tokoh NU yang menjabat di PBNU, untuk dicalonkan atau mencalonkan diri sebagai capres-cawapres, tanpa melibatkan institusi NU. Untuk menjaga agar hal ini benar-benar bisa dipahami oleh warga NU, Syuriyah PBNU memutuskan untuk menon-aktifkan sementara KH. Hasyim Muzadi dan Ir. H. Sholahuddin Wahid masing-masing dari jabatan ketua umum dan ketua PBNU, sejak secara resmi ditetapkan sebagai calon presiden/wakil presiden sampai dengan berakhirnva proses pemilihan bagi yang bersangkutan, kecuali bila atas kehendak sendiri yang bersangkutan menyatakan mengundurkan diri. Penon¬aktifan ini juga berlaku bagi segenap pengurus NU di semua tingkatan yang secara resmi bertindak sebagai tim sukses dan atau sebagai juru kampanye (Jurkam) bagi masing-masing Capres/Cawapres. Selama dalam status non-aktif, mereka tidak diperbolehkan menggunakan fasilitas institusi ke-NU-an untuk kepentingan pemilihan yang dimaksud.
6.         Kepada pengurus NU di seluruh jajaran diamanatkan untuk memberi penjelasan yang jernih mengenai hal ini kepada warga dan tidak melakukan tindakan¬tindakan atau mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengesankan pemihakan kepada salah satu pihak yang pada gilirannya dapat menimbulkan kebingungan dan keresahan di bawah. Sebaliknya, hendaknya mereka ikut mengupayakan pendewasaan terhadap warga untuk menghindari adanya keretakan di antara mereka akibat perbedaan pilihan.
7.         Kepada tokoh-tokoh NU yang terlibat dalam pencalonan kepemimpinan negara itu, syuriyah PBNU berpesan agar mereka semua menata hati dan niat mereka dengan tekad yang tulus lillahi ta'alaa untuk melakukan yang terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia. Apabila berhasil, hendaklah bersyukur dengan mewujudkan niat dan tekad mereka itu dan apabila tidak berhasil, dapat menerima dengan ikhlas dan membantu mereka yang berhasil dalam mewujudkan cita-cita bersama bangsa ini.
8.         Kepada semua rakyat Indonesia, khususnya warga NU, syuriyah PBNU menghimbau agar ikut mensukseskan pemilihan capres-cawapres ini dengan semangat persaudaraan dan dapat mengulangi sikap dewasa seperti yang ditunjukkan dalam pemilu legislatif yang lalu. Sehingga pemilu kali ini pun dapat berjalan dengan aman dan damai.
9.         Kepada para kiai di lingkungan NU dimohon untuk senantiasa kompak membantu NU dalam menjaga Khittahnya dan memberikan arahan kepada warga dalam menghadapi pemilihan presiden dan wakil presiden mendatang. termasuk ikut menjelaskan sikap dan qaraar Syuriah PBNU ini dengan kearifan yang mereka miliki. Kepada seluruh umat beragama, khususnya warga NU dianjurkan untuk terus melakukan taqarrub dan berdoa memohon kepada Allah SWT, agar bangsa dan negara Indonesia ini dirahmati-Nya dan diberi pemimpin yang takut kepada Allah dan memiliki rasa kasih-sayang kepada rakyat.
Rembang, 16 Mei 2004
                                Ttd.                                                                                                                        Ttd.

KH. MA. Sahal Mahfudz                                                                             Masdar F Mas'udi

Rais Aam                                                                                                            Katib                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar